IQPlus, (18/07) - Bisnis infrastruktur terutama bidang telekomunikasi di Tanah Air masih akan terus berkembang ke depannya. Apalagi, bisnis telekomunikasi di Indonesia juga diperkirakan bakal tumbuh 6% - 8% di 2014. Alhasil, bisnis penyedia menara telekomunikasi (BTS) di dalam negeri juga akan berkembang pesat seiring dengan ekonomi Indonesia yang tumbuh stabil.
Ini merupakan peluang besar bagi PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), perusahaan yang memiliki lima divisi yaitu jalan tol, pelabuhan, pengolahan air bersih, energi dan telekomunikasi.
Presiden Direktur Nusantara Infrastructure, M Ramdani Basri menuturkan, bahwa pihaknya tidak akan menyia-nyiakan peluang ini. Perseroan berencana mengakuisisi perusahaan tower guna menambah portofolio bisnis perusahaan. Pasalnya, ada beberapa perusahaan tower yang tengah dijajaki untuk diambil asetnya.
"Setiap tahun itu, kami punya target mengakuisisi minimal satu perusahaan menara telekomunikasi," kata Ramdani Basri, dalam acara buka puasa bersama wartawan, di Jakarta, Kamis.
Dirinya menjelaskan, di semester kedua ini, perseroan bakal mengakuisisi minimal 350 tower. Adapun hingga saat ini, META telah memiliki 500 tower dari perusahaan yang telah diakuisisi. "Dengan begitu, kami targetkan, minimal kami punya 850 tower hingga akhir tahun 2014," tegasnya.
Lebih lanjut Ramdani Basri mengungkapkan, untuk memuluskan rencana bisnis perseroan tersebut, manajemen META akan menyiapkan setidaknya Rp 350 miliar. Terkait pendanaan, selain dari kas internal, perseroan juga tengah menjajaki pinjaman perbankan, penerbitan surat utang (obligasi), rights issue, maupun private placement.
"Saat ini, kami sedang mengkaji untuk mencari opsi yang tepat dalam mencari pendanaan. Entah nanti melalui pinjaman perbankan, emisi obligasi, maupun rights issue dan private placement," tutur Ramdani Basri.
Dari sejumlah jalur pendanaan itu, perseroan kemungkinan besar akan memakai rights issue. Meski demikian, perseroan belum mau mengungkap besaran dana yang diincar dari rencana rights issue tersebut, termasuk berapa jumlah saham baru yang akan dijajakan kepada pelaku pasar.
Selain itu, manajemen juga belum menentukan waktu yang pas untuk menghelat aksi korporasi itu. Tetapi, aksi rights issue akan dilakukan tahun ini. "Sebenarnya seluruh opsi itu bagus. Akan tetapi, paling feasibel adalah rights issue. Terkait besaran dananya, kami masih kalkulasi. Kami tengah melakukan pendataan," jelasnya.
Sebagai catatan saja, di kuartal pertama 2014, perseroan mencatat berhasil laba bersih Rp 27,1 miliar atau melonjak 296,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013 sebesar Rp 6,83 miliar. Pendapatan tercatat Rp 104 miliar atau tumbuh 52% dibandingkan periode serupa tahun 2013 di kisaran Rp 68,78 miliar. Pertumbuhan pendapatan ini merupakan terbesar dibanding emiten pengelola jalan tol lainnya. (End/as)
Sumber :
IQPlus